Senin, 14 November 2011

Mencoba Curahkan

terkadang hari hari yang ku lewati hanyalah sebatas rutinitas biasa, namun banyak pula yang terjadi tanpa duga. Ku disni mencoba gapai bintang. Menggali potensi diri sampai harta karun yang tersembunyi bisa terjamah. Memang susah, namun niat dan kehendak hati berkata . Apaboleh dibuat? aku hanyalah prajurit hati yang senantiasa dikomandani oleh perasaan. Ketika pilihan sulit untuk dicerna, maka logika pun unjuk gigi menasehati perasaan suntuk dan gelisahku.
Sungguh teramat gelisah aku dibuatnya sering kali ku rangkai sajak, namun tak guna.Jika memang kata tercipta dari rasa, maka aku ingin berkata "Aku Mencoba"-"Aku Patsi Bisa"
Semoga kata motivasi ini berdampak baik :)

Sabtu, 12 November 2011

HUJAN

Kerap kali ku meronggoh mata menatapi keanggunan rintik hujan yang berlakon dipanggung udara, turun hingga merempeti setiap jalur yang terbagi . Aku hanyalah serbuk kopi yang pahit tanpa manis merasuki nya. Ku menatapi sajak hujan diterpaan angin. Aku merindukan yang dulu. Kala hujan menghempaskan mimpiku menuju yang fana. Terpesona ku merengkuh nyawa. Karena aku terbuai mimpi. Mimpi menjadi butiran gula tanpa garam. Menggenggam manis tanpa setetes asam. Namun tiadalah mimpi yang tercapai. Hujan kini hanya mampu melunturkan mimpi dahulu. Seperti halnya jiwa yang terusik. Begitulah Serbukku teradukdalam panasnya air kehidupan. Ironis..

Ku berharap hujan tetap bersanding dengan gelegar guntur. Menandakan keanggkuhan semesta yang kerap memperingati manusianya untuk terus mensyukuri karunia-Nya. Keterpurukan ini layak di bakar kilat petir lalu ditumbuk banjir bandang . Aku lelah menjadi serbuk menatapi hujan yang riang berjatuhan dari langit surga. Bawalah aku menerepa gelap malam. Bawalah aku, terbangkanlah buih buih ku untuk menjungjung mimpi ku.. sebarkanlah serbuk pahit ini, agar tak tersisa penyesalan esok.. biarkan aku tiada.. hujan,, bawalah anganku menuju keanggkuhan mu...