Kamis, 22 Desember 2011

seuntai kata untuk Ibu

Sekilas mungkin tak ada yang berbeda hari ibu dengan hari - hari biasanya, mungkin tak jarang terlihat beberapa dari kita ingin memberikan semacam bingkisan kecil untuk ibu. Memang tidak sebanding dengan pengorbanaan ibu kepada kita, namun itu cukup untuk menyatakan kesungguhan kita menyayangi ibu, dan memohon maaf atas segala yang terjadi. Sesekali terjerat kesalah kepada sang Bunda, sungguh sangat bersalah terhadap diri sendiri :") i love u so much mom :)

Selasa, 13 Desember 2011

cerpen - Sebuah Lagu Jahanam untuk 46


            Mentari menyerukan langkahku pagi ini. Entah bagaimana semua berjalan dengan menyenangkan. Mulai dari menembangkan lagu kasmaran, sampai melakukan gerakan bersih-bersih dipagi hari. Mungkin hal seperti ini hanya datang sekali seumur hidupku. Setelah diterima disekolah favorit di Bali, lalu mengikuti kegiatan MOS(Masa Orientasi Siswa) hari ini pun aku ringan mengendarai motor buntutku, dikarenakan aku menjadi bagian dari SMA(Sekolah Menangah Pertama) Negeri 1 Denpasar. Nama yang selalu tersemat disanubariku SMANSA, begitu orang-orang memanggilnya.

 “Nanti sore, teman-teman kelas satu kumpul di Sekre (sapaan akrab sekretariat) jam empat sore, menggunakan pakaian latihan, kita akan berlatih drama untuk mengisi acara HUT Smansa.” Tutur Kyuu selaku kordinator latihan . Pengumaman tersebut mencerminkan bahwa aku saat ini selain menjadi bagian dari Smansa, aku juga menjadi keluarga di extrakulikuler ini. Saat ini, kegiatan perdana anggota baru Teater Angin adalah mengisi acara sebuah drama. Kakak-kakak kelas membagi kami dalam beberapa kelompok.

 “Kamu sudah buat dramanya, Lan?” Tanya Siska sembari kita menuju Sekre untuk latihan. “Wah, sudah jam empat lebih lima belas, dramanya belum selesai, bagaimana ini, Sis?” tanyaku pada Siska yang juga teman sekolompok. “Ayok! teman-teman kelas satu ikuti kordinator kelompok masing-masing, menuju kelas untuk latihan drama!” Seru Kyuu berserta teman-teman kelas dua .


                Hari ini terasa hambar, ataukah perasaanku saja? Sejak siang tadi sewaktu kumpul, tak terlihat teman-teman Teater Angin  kelas tiga yang biasanya berada disaat kita kumpul-kumpul.  Atau latihan ini terasa aneh sebab, mengapa kita yang diperkenankan untuk mengisi acara? Bukannya kelas dua, atau kelas tiga yang sudah lebih senior dari pada kami.
Latihan diawali dengan konsentrasi, guna melatih fokus kami terhadap suatu pementasan. Lalu kami memulai latihan. “Naskahnya belum selesai semua, Ndik.” Kata ku pada Andik kordinator kelompokku. “Yasudah, selesaikan saja dulu, setelah itu langsung latihan ya.” Jawabnya . Kelompok ini terdiri dari Mayun, Dera, Siska, dan Dwi. Mereka menyerahkan sebagian besar pembuatan naskah padaku, karena mereka mengetahui bahwa aku cukup berpengalaman dibidang ini. Naskah yang berjudul “Sebuah Lagu Jahanam untuk 46” Drama tersebut menceritakan tentang keindahan lagu yang kami rangkai dalam angka 46. Angka itu adalah nama angkatan kami. Karena kami adalah angkatan ke-46 . Drama, sudah terselesaikan, dan kini kami berlatih.
            Latihan drama dimulai, beberapa adegan diarahkan oleh Andik. Andik yang merupakan anggota Taeter Angin kelas dua, yang juga cukup berpengalaman dalam berteater. Kami berlatih dengan serius. Tiba-tiba disela kami latiahan terdengar suara perkelahian, suara itu berasal dari kelas sebelah yang digunakan berlatih oleh kelompok lain. Beberapa menit kemudian seseorang tinggi, berbaju hitam dengan rambut cepak masuk kelas kami, dia Gung Wah Ketua Teater Angin. “Ada apa ini? mengapa kalian latihan tanpa memberitahu kelas tiga? Apakah kelas tiga sudah tidak dianggap?! Aku sebagai ketua merasa tidak dihargai!” Kata Gung Wah dengan nada besar. Kemarahan Gung Wah, juga terjadi pada teman-teman kelas tiga yang lain. “Maaf Gung, kami tidak ada maksud seperti itu.” Sahut Andik. Sontak aku dan teman-teman kelompok ku merasa tertekan. Kami tidak bisa berbuat apa, kami hanya diam termenung. Kami tidak tahu maslah yang sebenarnya.
            Semakin malam, pertengkaran semakin menjadi. Kami kelas satu digiring menuju lapangan tenis. Disinilah pertengkaran antara kelas dua dan kelas tiga memuncak. Ibarat perang di Kurusetra. Mereka saling mencibir, dan memaki. Kami tetap tak berkutik. “Diam semua!” Seru lelaki kacamata. Itu adalah Wungsu alumnus Teater Angin yang kini sudah mengeyam pendidikan di universitas. “Diam kalian semua! Kami datang kemari untuk lancong ke Smansa, tapi kenapa malah begini? Dimana kebersamaan Teater Angin yang dulu? Sudah! Lebih baik Teater Angin dibubarkan!” Ungkap Mey menimpali . Tidak kami sadari, alumnus memadati lapangan, begitu pula warga Smansa yang bergerumun ingin menyaksikan pertarungan ini. Kami kelas satu tentu kaget, dan histeris, melihat pertarungan sengit. Dan kata-kata Mey alumnus itu melumpuhkan impian kami mengembangkan bakat didunia teater.
“Kalian kelas satu cepat buat lingakaran! Pegang erat tangan teman kalian. Sekarang kalian renungkan, teater yang baru. Karena Teater Angin sudah wafat!” Wungsu kembali mengambil alih suasana. Kami bergegas membuat lingkaran dan memegang erat tangan satu sama lain. Teman- teman kelas dua dan kelas tiga sudah bubar dari bertarungan. Entah mereka kemana. Kami sangat khawatir. “Mengapa kalian menangis, simpan air mata itu untuk membuat teater yang baru” . Tambah Wungsu. Sontak tangis kami semakin menjadi. “Tutup mata kalian, dan ucapkan dengan keras “Satu Lepas Semua Bubar” pegang erat tangan teman kalian, jangan sampai lepas!” Imbuh Mey. Dengan nada lantang, kami berteriak satu lepas semua bubar. Dengan nada keras, seolah kami ingin malam yang begitu jahanam ini hanyalah mimpi buruk yang sebentar lagi usai. Air mata kami semakin deras. Genggaman kami semakin erat. Malam mencakam.
Ditengah hingar bingar suara keras kami, tiba- tiba suasana menjadi terkendali. Sepi, sunyi. Telinga ku mendengar petikan gitar. Semakin lama, semakin mendekat, dan semakin terdengar jelas. Yah, itu lagu Tentang Angin. Lagu itu adalah lagu yang kami sering nyanyikan di Sekre. Mendengar lagu itu kami membuka mata, lalu mencari sumber suara, yang tepat di belakang kami. Kelas dua, tiga, beserta alumnus turut menyanyikan lagu itu. Prily, anggota Teater Angin kelas dua membawa kue yang dipenuhi lilin berangka 46 sesuai dengan angkatan kami . “Ayo! semua tiup lilinnya.” Kata Prily, kami meniup lilin, bersama dengan perasaan haru, dan senang.
Ini hanyalah sebuah skenario atau surprise untuk anggota baru, sekaligus merayakan hari jadi Teater Angin ke-46. Sungguh, pengalaman yang istimewa, kebersamaan kami anggota baru, diuji dalam acara Malam Jahanam ini. Yah, inilah kebersamaan dan makan yang menjadi motto Teater Angin. Lagu Tentang Angin tersebut sangat bermakna bagi kami anggota baru. Lagu yang menutup Malam Jahanam dengan manis. Malam Jahanam yang khusus tertuju untuk angkatan 46. Inilah yang menjadi cikal bakal kebersamaan kami. Kami menyebut peristiwa ini “Lagu Jahanam untuk 46” Sesuai judul drama ku. Kelak kami kan membawa nama Teater Angin agar tetap bisa mengharumkan nama Smansa diseluruh jagat semesta .

Diwaktu tengah malam ketika angin berhembus, pasti disanalah kita terlahirkan…

Resensi Drama


Sinopsis Drama Kereta Kencana (Les Chaises)
Karya Eugene Lonesco (terjemahan W.S. Rendra)
            Drama yang di terjemahkan oleh WS Rendra ini tergolong absurd, mulai dari penerapan konsep yang realis dituntut langsung dalam pementasannya. Drama ini menceritakan tentang dua orang tua telah berusia dua abad menunggu sebuah kereta kencana. Kereta kencana dengan sepuluh ekor kuda, satu warna. Lama ditunggu, kereta itu tal juga tiba.
            Sementara suara- suara yang mengatakan mereka akan segera dijemput terus saja berkumandang. Membuat mereka merasa semakin dekat dengan kematian. Dua orang yang kesepian ini tidak mempunyai anak, dua orang yang memiliki kejayaan masa lalu namun dimasa tuanya hanya bisa berkhayal agar kematian yang segera menjemput mereka berdua dapat menjadi suatu yang bermakna, namun tetap saja absurd.
            Drama ini menjadi sangat menarik dikarenakan penulisan yang mengambil latar belakang keadaan masa tua yang  tidak kunjung habis. Selalu dilalui dengan monotone namun terlihat dimana penulis menyampaikan isi yang sesungguhnya tetang kehidupan yang menjadi lebih terkesan membosankan. Dua orang tua ini tidak terlihat mengeluh dalam menunggu kereta yang tak kunjung menjemputnya. Hari – hari dilalui dengan duduk disebuah kursi goyang. Si Nenek bercanda mesra dengan Kakek. Tak jarang mereka membahas kembali masa lalu yang terlewat sudah. Kakek selalu bercumbu rayu, terkadang merayu sedikit, dan selalau diakhiri dengan kebosanan. Bilamana sudah bosan, mereka kembali bernostalgia, sesekali melihat kejendela, apakah sudah datang kereta yang mereka tunggu. Dua orang tua itu tak beda halnya seperti bermain main. Mereka saling membangun pendirian, menghibur masing-masing, bercanda tertawa, bersenda guarau, sampai pertengkaran tak jarang menghiasi kesepian mereka.
`           Setelah berlalu, mereka hanyalah terdiam terpaku menunggu. Kebosanan semakin menjadi, mereka kembali berfikir tentang kehidupan kedepannya. Melihat jendela kembali, dan tak datang pula. Percakapan yang hanya melibatkan dua orang ini sangat tidak membosankan, diakarenakan bahasa dari drama ini sangatlah indah dan berbagi kiasan bahasa yang bervariasi.
            Puncak dari drama ini, tak kala mereka benar – benar jenuh. Lalu saling mencerca satu sama lain. Pertengkaran semakin menjadi. Ditengah suasana malam yang mencekam. Mereka saling menyalahkan dan beradu argument, selalu terkekang dalam ruangan dan jendela merepat mempercepat ataukah memperlambat waktu kematian mereka. Sungguh kesepian dan kebosannan yang selalu mengiasi drama ini.
            Pertengkaran berakhir ketika Kakek mendapat serang jantung, lalu sekejap tergelatak di kursi goyangnya yang telah tua seperti umurnya. Sontak Nenek sangat terpukul, lalu melakukan berbagai cara agar Kakek dapat tersadar kembali. Nenek pun berdiaolog snediri, meminang dan bernostalgia kisah cintanya dengan Kakek. Sesekali Nenek melihat jendela, kereta kencana belum juga tiba.
            Ditengah dialog Nenek, tiba – tiba Kakek tersdar, dan kembali bercengkarama dengan Nenek, Kakek merayu mesra Nenek, persis ketika Kakek melamar Nenek. Mereka kembali bercanda, bermimpi, bernostalgia. Tak jarang Kakek menuturkan mimpinya ketika kedarannya tak terkendali. Dia membayangkan sebuah kereta kenca menghampiri kediaman mereka yang sederhana, hayalah kursi tua pemanis ruangan tersebut, perabotan rumah yang lain sudah using, dan tak dapat dipergunakan lagi.
            Bergitulah keseharian hidup meraka yang sudah tua tanpa dibuahi seorang anak. Kesepian tiada tara menlanda kehidupannya. Selalu kejadian tersebut diulang-ulang. Sampai pada akhrinya, kerata yang mereka tunggu hanyalah sebuah ilusi yang tak pasti. Ilusi yang hanya ada dalam imajinasi orang tua yang menunggu ajal. Ajal layaknya kereta kencana yang emnjemput mereka menuju alam-Nya. Suasan haru, selalu menjadi berbincangan dan mewarnai suasana drama ini.
            Hikmah yang terkadung didalamnya sungguhlah mendasar, mulai dengan sang Nenek yang setia kepada Kakek. Begitupula Kakek selalu menghibur Nenek, dengan rayuannya. Semua berjalan sesuai kehendak mereka dan terjadi begitu saja dengan kesetiaan, cinta kasih sepasang manusia yang sama – sama menatap ajal. Namun kereta yang ditunggu tak kunjung tiba, mereka kembali bercakap, sampai sang waktu merapuhkan jalan mereka menuju yang Esa.

WM - Kesan Keindahan seni dalam LAUTAN 2011



                Saat ini,tidak sedikit pelajar menggemari dunia teater.  Salah satunya Teater Angin SMAN 1 Denpasar  yang merupakan salah satu Teater  SMA cukup aktif dalam kegiatan-kegitan lomba,ataupun pementasan teater. Kali ini,anggota Teater Angin dalam rangka menyambut HUT SMANSA Ke-51, mengadakan lomba tahunan (LAUTAN 2011) yang melibatkan siswa SD,SMP,SMA serta umum. LAUTAN 2011 banyak mendapat apresiasi,terbukti dengan banyaknya peserta yang  mendaftarkan diri dalam lomba tahunan Teater Angin diantaranya Lomba baca puisi tingkat SD,SMP,SMA . Lomba Cipta Puisi SMP,SMA. Lomba Photography umum. Serta lomba utama dramatisasi puisi SMA se-Bali.
                Tentunya LAUTAN 2011 menjadi ajang mengembangkan bakat serta menambah kecintaan siswa dalam dunia teater. “Kami mengambil tema Beautiful art impression yaitu kesan keindahn seni. Dimana peserta bebas mengapresiasikan kesan keindahan dalam seni. Baik dalam suatu protet kehidupan yang dibingkai dalam rangkaian kata, gerak, maupun photo. Kami berharap,didakan lomba ini bisa menumbuhkan mintat para siswa dalam berteater.” Tutur Cok Win Ketua Panitia LAUTAN 2011.
                LAUTAN 2011 diselenggarakan pada tanggal 26 Juli-28 Juli bertempat di Gedung Wanita Narigraha Renon Denpasar.  Mulai dari Teater Antariksa, Teater Solagracia, Teater Bhisma, Teater Jineng, Teras,La Jose, Teater Limas, Teater Blabar, Teater Tiga, serta Teater Prapat turut berpartisipasi dalam LAUTAN 2011. Pada malam puncak 28 Juli, adalah malam penganugrahaan yang mengumumkan pemenang dari semua serangkaian lomba tahunan ini. “Kami sangat bersyukur,karena kami bisa menunjukan kretivitas kami,serta latihan kurang lebih 3 minggu terbayar sudah.” Ungkap Ratih ketua Teter Teras SMAN 1 KUTA, yang berhasil menjadi pemenang Dramatisasi puisi. Disusul oleh Teater Prapat,dan Teater Limas, serta Teater Blabar berhasil meraih supporter terbaik LAUTAN 2011. “Terimaksih kepada semua pihak yang telah menyukseskan LAUTAN 2011, semoga kedepannya kita bersama dapat menggali bakat teater dalam diri kita serta mempererat tali persaudaraan sesama pegiat teater SMA.” Jelas Jesica wakil ketua 2 Teater Angin dalam sambutannya dimalam puncak LAUTAN 2011.

Wulan Dewi Saraswati

KTT ASEAN DARI POLITIK SAMPAI SENI



Para pemimpin negara yang hadir dalam jamuan makan malam tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 ASEAN di Ballroom Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) sangat menarik perhatian, terutama dari sisi penggunaan baju batik sebagai dress code.
Meski tidak semua mengenakan batik, tetap saja status sebagian besar pemimpin negara yang memakai ciri khas Indonesia tersebut akan menaikkan nilai batik "KTT" itu sendiri. Apalagi, seorang Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama juga bersedia menerima "kewajiban" untuk mengenakan batik dalam acara bertajuk "Voices of Peace" itu.
Tak pelak, nilai batik Indonesia dipastikan akan naik drastis. Bukan hanya itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu optimistis batik corak "KTT" akan menjadi tren tersendiri.
Pada gelaran KTT ini, batik memang memiliki tempat tersendiri di hati para tamu. Secara khusus, Pemerintah Indonesia menempatkan satu ruang di ajang ASEAN Fair 2011, di Peninsula Island serta Hotel Westin, sebagai lokasi untuk memamerkan pelbagai jenis kain dan corak batik Tanah Air. Hal ini bertujuan untuk makin mengenalkan batik ke seluruh dunia dan, lebih dari itu, diharapkan bisa terjadi transaksi perdagangan.
Hal tersebut sudah mencerminkan budaya dan nilai seni yang terkandung dalam konfrensi ini. Terlihat bagaimana para petinggi negara yang didasari ilmu politik ternyata dapat bersinggungan dengan seni. Terbukti dari penggunaan Batik dalam konfrensi tinggi itu.
Selain itu, adapula pelaksanaan festival yang menjajakan berbagai kreativitas serta aktifitas ASEAN, yang menjadi sarana rekreasi kluarga.
Nusa Dua ASEAN Fair menarik perhatian asing sedangkan jumlah pengunjungnya sudah mencapai 40 ribu orang, kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu di Nusa Dua, Bali, Kamis.

Mereka terdiri dari pengunjung dalam negeri dan luar negeri, sedangkan nilai transaksi yang diraup dari ajang bisnis itu sudah sebesar Rp300 juta.
 
Mari Elka menjelaskan, data itu berdasarkan catatan jumlah pengunjung sejak 1 November 2011 dengan kunjungan terbanyak pada akhir pekan saat pertunjukan musik dan seni digelar.

Selain itu, ASEAN Fair juga menarik minat sejumlah pihak dari luar negeri untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah produsen produk-produk lokal. "Saya berharap ASEAN Fair bisa digelar di tempat-tempat lain," kata Mari.

ASEAN Fair adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk menyemarakkan KTT ke-19 ASEAN. ASEAN Fair digelar di Peninsula Island dan Hotel Westin. Keduanya terletak di kawasan Nusa Dua, Bali
           
            ASEAN, lanjutnya, juga semakin diterima oleh masyarakat internasional. Hal ini tercermin dari aksesi Brazil terhadap Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation) yang ditandatangani sesaat sebelum Konferensi Pers tersebut diselenggarakan.

           Dalam tiga rangkaian pertemuan tingkat Menlu dua hari terakhir, Marty menjelaskan telah tercapai hasil-hasil yang positif. Ketiga pertemuan tersebut adalah Pertemuan Tingkat Menteri, Pertemuan Dewan Komunitas Polkam ASEAN dan Pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN.

            Para Menlu menyepakati pembentukan Institut ASEAN untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi (ASEAN Institute for Peace and Reconciliation/AIPR), aksesi negara-negara pemilik senjata nuklir dalam Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ Commission), dan kemajuan pembahasan mengenai masalah Laut China Selatan.


            Sejumlah rekomendasi telah disiapkan untuk disampaikan kepada para pemimpin ASEAN yang akan memulai pertemuan pada 17 November 2011. Masalah keketuaan Myanmar pada 2014 dan keinginan Timor Leste menjadi anggota ASEAN adalah beberapa topik yang telah dibahas dan akan diteruskan kepada para pemimpin ASEAN.

            Mengenai Myanmar, para Menlu ASEAN menyambut baik perkembangan positif yang terjadi di negara tersebut sepanjang 2011. Momentum ini perlu terus dijaga dan ditingkatkan, sehingga akan membantu para kepala negara/pemerintahan dalam mengambil kepiutusan terkait keketuaan Myanmar tersebut.

             Sementara mengenai keanggotaan Timor Leste, Marty menyatakan sambutan baik ASEAN atas keinginan tersebut. Dalam KTT nanti, para Menlu akan mengusulkan pembentukan Kelompok Kerja yang akan mempelajari keinginan itu sesuai kriteria dalam pasal 6 Piagam ASEAN.
             KTT ASEAN kali ini memang harus membuahkan sesuatu yang sangat dinangti rakyatnya tidak hanya menjadi momok santapan lezat para wartawan mencerca pemerintah, dan tidak menjadi ajang gengsi semata. Melainkan KTT ASEAN harus lebih dibuat secara berkualitas dalam perdamaian yang dijungjung tinggi.
            Terakait keanggotaan baru, mungkin perlu pertimbangan khusus dalam mengambil sikap. Tentunya organisasi yang berdiri sejak 8 Agustus 1967 ini, tidak dapat mengambil keputusan sembarang. Namun demi kedamaian sesame Negara tetangga, pastinya harus terlaksanakan dengan bijak.
            Konflik yang kini kian merambah ASEAN, mulai dari terror bom, korupsi, perebutan wilayah, politik, ekonomi tentu selaluj mewarnai setiap perjalanan negara asia timur ini. Namun, apakah kepercayaan masyarakat tetap berpegang teguh pada setiap keputusan, kesepakatan yang diambil dari KTT ASEAN ini? hal tersebut perlu ditinjau kembali . Latar belakang berdirinya organisasi ini tentunya berawal dari deklarasi Bangkok sebagai berikut :
1.      Mempercepat pertumbuhan ekonomi kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
2.      Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
3.      Meningkatka kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
4.      Memelihara kerjasama yang erat di tengah –tengah organisasi regional dan internasional yang ada.
5.      Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.
          Dari dekarasi tersebut dapat disimpulkan bahwa ASEAN haruslah berbedoman dan memegang tegguh visi, demi kelangsungan hidup bersama.
            Hasil kerja keras negara-negara ASEAN (Association of South East Asia Nation)  makin mengukuhkan kawasan Asia Tenggara yang semakin aman, damai, stabil dan jauh dari konflik. ASEAN menjadi bagian dari penyelesaian masalah. Menutup rangkaian pertemuan tingkat Mentri luar negeri ASEAN sebagai persiapan KTT ASEAN ke-19 dan KTT terkait di Bali, Menlu RI Marty M. Natalegawa menyatakan hal tersebut dalam Konferensi Pers. Di tengah-tengah situasi yang sulit di dalam negeri sejumlah negara anggota, namun pada saat yang bersamaan ASEAN mampu mencatat kemajuan.
Hal ini tentu melegakan seluruh lapisan masyarakat yang berada dalam kawasan ASEAN. Belum lagi para penanam modal yang menginvestasikan modalnya di wilayah ASEAN. Berita baik ini sangat berampak positif. Hal ini dapat memper erat tali persaudaraan antara sesama anggota ASEAN, bahkan dapat memajukan perekonomian masing-masing Negara. Ditengah kesulitan ini, sangat diharapkan kebijakan langsung serta ketegasan dari pemerintah pusat terkait penangan dalam pangan,sosial, ekonomi, sosial,budaya.
            ASEAN, lanjutnya, juga semakin diterima oleh masyarakat internasional. Hal ini tercermin dari aksesi Brazil terhadap Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation) yang ditandatangani sesaat sebelum Konferensi Pers tersebut diselenggarakan.

           Dalam tiga rangkaian pertemuan tingkat Menlu dua hari terakhir, Marty menjelaskan telah tercapai hasil-hasil yang positif. Ketiga pertemuan tersebut adalah Pertemuan Tingkat Menteri, Pertemuan Dewan Komunitas Polkam ASEAN dan Pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN.

            Para Menlu menyepakati pembentukan Institut ASEAN untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi (ASEAN Institute for Peace and Reconciliation/AIPR), aksesi negara-negara pemilik senjata nuklir dalam Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ Commission), dan kemajuan pembahasan mengenai masalah Laut China Selatan.
Tentunya selain aman, diharapkan kedepannya ASEAN menjadi negara yang berkepribadian politik secara aman, sehingga mampu menumbuhkan aspek seni dalam berpolitik sosial maupun budaya.





KOMPAS MUDA - LAUTAN 2011: Mengenal Lebih Dekat Teater


Dari Dramatisasi Puisi sampai Ajang Magang di Sekolah.

Kata “teater” pasti sudah tak asing lagi di telinga MuDAers. Tapi apakah kalian sudah akrab dengan dunia teater itu sendiri? Dunia teater tidak sesempit yang kalian bayangkan, lho. Sekolah kami, SMA Negeri 1 Denpasar membuktikan hal tersebut melalui LAUTAN 2011.
LAUTAN (Lomba Tahunan Teater Angin) 2011 merupakan ajang tahunan dari salah satu ekstrakurikuler besar yang ada di sekolah kami, yaitu Teater Angin. Teater yang berdiri sejak tahun 1963 ini aktif mengikuti lomba mulai dari tingkat daerah sampai ke tingkat nasional. Namun, dewasa ini masih sedikit pihak yang menyelenggarakan lomba teater. Melihat sedikitknya wadah untuk menyalurkan minat dan bakat dalam teater, kami dari Teater Angin berinisiatif untuk mengadakan LAUTAN yang bertujuan untuk menggali kreativitas serta semangat pelajar SD, SMP, dan SMA dalam dunia teater ini. 
Rabu (26/7) sampai Jumat (28/7) 2011 bertempat di gedung Wanita Nari Graha, Renon, Denpasar, Bali, LAUTAN 2011 berlangsung. Antusiasisme pegiat sastra dikalangan pelajar ternyata cukup tinggi, terlihat dari banyaknya peserta yang berpatisipasi. Mulai dari lomba baca puisi tingkat SD, SMP, dan SMA, lomba cipta puisi tingkat SMP, dan SMA, lomba fotografi untuk umum, serta dramatisasi puisi sebagai lomba utama. Tentunya, MuDAers tahu dong yang namanya baca puisi, cipta puisi, dan fotografi, tapi apa semua orang tau apa itu dramatisasi puisi? Cabang lomba yang menjadi lomba utama dalam LAUTAN 2011 ini memiliki pengertian pembawaan atau pembacaan puisi atau prosa secara drama. Drama yang biasanya dibawakan dengan berdialog menjadi unik karena setiap pemeran harus berbalas puisi. Jadi peserta mendapat tantangan menghafalkan lebih dari satu puisi untuk berdialog.
Dramatisasi puisi sangat berguna untuk menggali kreatifitas remaja dalam berteater, mengembangkan bakat, serta yang tak kalah pentingnya memupuk kebersamaan didalam kinerja tim. Pasalnya,  pegelaran dramatisasi ini memerlukan anggota yang tidak sedikit dan kekompakan yang cukup tinggi.
 Pendaftaran yang dibuka sejak tanggal 18 Juni 2011 hingga 14 Juli 2011 menghasilkan 8 teater dari sebagian besar teater SMA yang ada di Bali untuk ikut serta. Mulai dari teater Solagracia (SMA N 1 Negara). Teater Bisma(SMA N 1 Kuta Selatan) , Teater Jineng (SMA N 1 Tabanan), Teras (SMA N 1 Kuta), Teater La Jose (SMAK Santo Yoseph), Teater Limas  (SMA N 5 Denpasar), Teater Blabar (SMA N 4 Denpasar), dan Teater Prapat (SMA N 2 Kuta). Lomba yang berlangsung pada tanggal 28 Juli ini berlangsung dengan baik, dengan harga tiket masuk penonton sebesar Rp5.000,00. Pementasan  yang berlangsung dari pukul 19.30 hingga pukul 23.00 WITA ini menghasilkan 3 pemenang utama, yaitu juara I diduduki oleh Teater Teras, juara II oleh Teater Prapat, dan Juara III oleh Teater Limas, serta Teater Blabar yang berhasil meraih penghargaan sebagai supporter terbaik.
Lomba lainnya adalah cipta puisi, baca puisi, dan lomba fotografi. Lomba cipta puisi yang diselenggarakan untuk anak SMP dan SMA yang mencapai 30 peserta dari sekolah se-Bali. Sedangkan untuk baca puisi kategori SD diperoleh peserta sebanyak 18 orang, kategori SMP sebanyak 32 orang, dan kategori SMA sebanyak 15 orang. Untuk cabang fotografi dicari 10 nominasi terbaik dari setiap foto. Di akhir acara, didapatlah pemenang dari masing-masing cabang lomba.
Lomba baca puisi untuk kategori SD diraih oleh Ida Bagus Gede Wiraputra (SD Fajar Harapan) sebagai juara I, ID AM Surya Chintya (SD SAraswati I) sebagai juara II, dan juara III oleh Ni Putu Eka Wahyuni (SD Saraswati I). Kategori SMP, juara I diraih oleh Ida Bagus Oka Putranata (SMP N 2 Denpasar), juara II oleh Jessie Angelica S (SMP N 1 Denpasar), dan juara III oleh Amanda Ria Aprianti (SMP N 5 Denpasar). Untuki kategori baca puisi SMA, didapat juara I Oka Wardika (SMA N 5 Denpasar), juara II oleh Gandhi (SMA N 3 Denpasar), dan Dian Permatasari (SMA N 7 Denpasar) sebagai juara III. Cabang lomba cipta puisi , pada akhir acara, setelah diseleksi oleh juri didapatkan satu karya terbaik kategori SMP dan SMA. Dari SMP diraih oleh Amanda Sapta Putri, dan SMA diraih oleh Diah Nareswari. Cabang lomba fotografi telah mendapatkan 10 nominasi terbaik yang sebelumnya telah dipajang pada pameran foto.
Masing-masing pemenang lomba yang telah berpatisipasi, mendapatkan piala, piagam, uang tunai, dan hadiah sponsor. LAUTAN 2011 yang diselenggarakan oleh Teater Angin SMA N 1 Denpasar bukan hanya sebagai wadah untuk menyalurkan minat dan bakat siswa SD, SMP, dan SMA dalam dunia teater, tapi juga dapat meningkatkan kerjasama dan kebersamaan kami dalam Teater Angin serta belajar berorganisasi. LAUTAN juga merupakan motivasi bagi kami untuk terus mengangkat nama Teater Angin pada masyarakat luas. 
Ajang magang…
            Selain bermanfaat bagi peserta lomba, LAUTAN 2011 ini juga bermanfaat bagi warga SMA Negeri 1 Denpasar sendiri, khususnya bagi ekstrakulikulernya. LAUTAN merupakan salah satu ajang tahunan yang menjadi ‘tempat magang’ para anggota ekstrakulikuler.
            Ada tantangan tersendiri menjadi anggota teater sekolah. Tidak hanya kita diberi wadah mengembangkan bakat, tapi lebih menitikberatkan pada kinerja tim. Kekompakan dan kerjasama sangat diperlukan untuk membuat acara ini sukses. “Dari kegiatan ini kami banyak mendapatkan pengalaman baru dibidang organisasi, dan social network . Mulai dari pembagian struktur kepengurusan, pembuatan proposal, merancang konsep acara, sampai penggalian dana. Kami juga harus membina jaringan sosial antara teater-teater Se-Bali, serta ekstrakulikulier di SMA N 1 Denpasar yang turut membantu acara ini. “ Ungkap Cok Win ketua panitia LAUTAN 2011 .
            Tentu saja ajang LAUTAN 2011 tidak hanya bertumpu pada pengembangan bakat ataupun kejuaraan, selebihnya adalah ajang magang ekstrakulikuler besar di SMA N 1 Denpasar. Mulai dari ekskul SEC (Smansa Electro Crew), SYRC (Smansa Youth Red Cross) serta masih banyak lagi. Ekstrakulikuler SEC yang berkutat dengan listrik serta electronik sangat membantu kegiatan ini, mereka pula dapat mengaplikasikan teori yang mereka dapatkan. Seperti halnya memasang lampu pementasan dan sound system . SYRC atau lebih akrab disapa PMR (Palang Merah Remaja) juga ambil alih dibidang kesehatan, semisal panitia atau peserta ada yang tidak enak badan bisa langsung ke stand PMR, mereka akan siaga dan menolong dengan ikhlas. Serta masih banyak lagi ekstrakulikuler yang turut mendukung LAUTAN 2011. Ajang magang ini tentunya dimanfaatkan dengan baik oleh mereka, selain menjadi pengalaman berharga saat SMA, kegiatan ini juga menjadi pengalaman awal sebelum magang di dunia kerja nanti. Semoga dengan kegiatan seperti ini kami dapat membuat teater lebih dikenal di mata masyarakat dan menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk mengadakan ajang tahunan yang tidak kalah serunya.

KATA MEREKA

     
Drs. I Gede Sugita,M.Pd
(Wakasek Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Denpasar)
      Kepanitiaannya bagus sekali, khususnya dalam koordinasi antar panitia dengan Wakasek Sarana dan Prasarana, Baik dalam hal dispensasi maupun laporan peminjaman tempat dan sarana yang dibutuhkan. LAUTAN membuat siswa tidak hanya unggul dalam bidang akademik juga unggul dalam bidang non akademik sesuai dengan visi SMA Negeri 1 Denpasar.





Dra. Elly Susiana (Pembina Teater Angin)
Kualitas LAUTAN 2011 bagus terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta. Jenis kegiatannya juga bertambah dengan adanya dramatisasi puisi, namun kalau boleh ditambahkan satu lomba lagi yaitu bercerita. Karena secara tidak langsung LAUTAN menjadi ajang pembinaan serta pelatihan bagi peserta yang akan mengikuti lomba di tingkat yang lebih tinggi khususnya dalam bidang bercerita bagi siswa SD.


Anggota Teater Angin
Kepanitiaannya sukses, secara tidak langsung menyatukan tali persaudaraan antar anggota Teater Angin dan menjadi ajang magang ekstrakulikuler lainnya. Anggota Teater Angin juga menjadi lebih kompak, akrab, serta mandiri. Jadi LAUTAN harus rutin diadakan setiap tahun.

Angga Satria Graha (Sie keamanan dari Smansa Electro Crew)
      LAUTAN menjadi ajang apresiasi bakat seni pesertanya, hal ini terlihat dari antusiasme para peserta saat berlomba. Sebagai anggota SEC, saya senang bisa membantu Teater Angin dalam segi keamanan dan tentunya menjadi lebih akrab dengan anggota Teater Angin serta anggota ekstra lain yang ikut terlibat dalam kegiatan ini.
                       
                        Kumala Ratih (Teater Teras)
            Kami sangat bersyukur,karena kami bisa menunjukan kreativitas kami,serta latihan kurang lebih 3 minggu terbayar sudah dengan berhasil menjadi  Juara 1 lomba dramatisasi puisi.

TIM PENULIS : AYU PUSPA SARI, WIRMAYANI, PURBADIANTHI, WULAN DS.