Sekilas mungkin tak ada yang berbeda hari ibu dengan hari - hari biasanya, mungkin tak jarang terlihat beberapa dari kita ingin memberikan semacam bingkisan kecil untuk ibu. Memang tidak sebanding dengan pengorbanaan ibu kepada kita, namun itu cukup untuk menyatakan kesungguhan kita menyayangi ibu, dan memohon maaf atas segala yang terjadi. Sesekali terjerat kesalah kepada sang Bunda, sungguh sangat bersalah terhadap diri sendiri :") i love u so much mom :)
Kamis, 22 Desember 2011
Selasa, 13 Desember 2011
cerpen - Sebuah Lagu Jahanam untuk 46
Mentari menyerukan langkahku pagi ini. Entah bagaimana semua berjalan dengan menyenangkan. Mulai dari menembangkan lagu kasmaran, sampai melakukan gerakan bersih-bersih dipagi hari. Mungkin hal seperti ini hanya datang sekali seumur hidupku. Setelah diterima disekolah favorit di Bali, lalu mengikuti kegiatan MOS(Masa Orientasi Siswa) hari ini pun aku ringan mengendarai motor buntutku, dikarenakan aku menjadi bagian dari SMA(Sekolah Menangah Pertama) Negeri 1 Denpasar. Nama yang selalu tersemat disanubariku SMANSA, begitu orang-orang memanggilnya.
“Nanti sore, teman-teman kelas satu kumpul di Sekre (sapaan akrab sekretariat) jam empat sore, menggunakan pakaian latihan, kita akan berlatih drama untuk mengisi acara HUT Smansa.” Tutur Kyuu selaku kordinator latihan . Pengumaman tersebut mencerminkan bahwa aku saat ini selain menjadi bagian dari Smansa, aku juga menjadi keluarga di extrakulikuler ini. Saat ini, kegiatan perdana anggota baru Teater Angin adalah mengisi acara sebuah drama. Kakak-kakak kelas membagi kami dalam beberapa kelompok.
“Kamu sudah buat dramanya, Lan?” Tanya Siska sembari kita menuju Sekre untuk latihan. “Wah, sudah jam empat lebih lima belas, dramanya belum selesai, bagaimana ini, Sis?” tanyaku pada Siska yang juga teman sekolompok. “Ayok! teman-teman kelas satu ikuti kordinator kelompok masing-masing, menuju kelas untuk latihan drama!” Seru Kyuu berserta teman-teman kelas dua .
Hari ini terasa hambar,
ataukah perasaanku saja? Sejak siang tadi sewaktu kumpul, tak terlihat teman-teman
Teater Angin kelas tiga yang biasanya
berada disaat kita kumpul-kumpul. Atau
latihan ini terasa aneh sebab, mengapa kita yang diperkenankan untuk mengisi
acara? Bukannya kelas dua, atau kelas tiga yang sudah lebih senior dari pada
kami.
Latihan
diawali dengan konsentrasi, guna melatih fokus kami terhadap suatu pementasan.
Lalu kami memulai latihan. “Naskahnya belum selesai semua, Ndik.” Kata ku pada
Andik kordinator kelompokku. “Yasudah, selesaikan saja dulu, setelah itu langsung
latihan ya.” Jawabnya . Kelompok ini terdiri dari Mayun, Dera, Siska, dan Dwi.
Mereka menyerahkan sebagian besar pembuatan naskah padaku, karena mereka
mengetahui bahwa aku cukup berpengalaman dibidang ini. Naskah yang berjudul
“Sebuah Lagu Jahanam untuk 46” Drama tersebut menceritakan tentang keindahan
lagu yang kami rangkai dalam angka 46. Angka itu adalah nama angkatan kami.
Karena kami adalah angkatan ke-46 . Drama, sudah terselesaikan, dan kini kami
berlatih.
Latihan drama dimulai, beberapa adegan
diarahkan oleh Andik. Andik yang merupakan anggota Taeter Angin kelas dua, yang
juga cukup berpengalaman dalam berteater. Kami berlatih dengan serius.
Tiba-tiba disela kami latiahan terdengar suara perkelahian, suara itu berasal
dari kelas sebelah yang digunakan berlatih oleh kelompok lain. Beberapa menit
kemudian seseorang tinggi, berbaju hitam dengan rambut cepak masuk kelas kami,
dia Gung Wah Ketua Teater Angin. “Ada apa ini? mengapa kalian latihan tanpa
memberitahu kelas tiga? Apakah kelas tiga sudah tidak dianggap?! Aku sebagai
ketua merasa tidak dihargai!” Kata Gung Wah dengan nada besar. Kemarahan Gung
Wah, juga terjadi pada teman-teman kelas tiga yang lain. “Maaf Gung, kami tidak
ada maksud seperti itu.” Sahut Andik. Sontak aku dan teman-teman kelompok ku
merasa tertekan. Kami tidak bisa berbuat apa, kami hanya diam termenung. Kami
tidak tahu maslah yang sebenarnya.
Semakin
malam, pertengkaran semakin menjadi. Kami kelas satu digiring menuju lapangan
tenis. Disinilah pertengkaran antara kelas dua dan kelas tiga memuncak. Ibarat
perang di Kurusetra. Mereka saling mencibir, dan memaki. Kami tetap tak
berkutik. “Diam semua!” Seru lelaki kacamata. Itu adalah Wungsu alumnus Teater
Angin yang kini sudah mengeyam pendidikan di universitas. “Diam kalian semua!
Kami datang kemari untuk lancong ke Smansa, tapi kenapa malah begini? Dimana
kebersamaan Teater Angin yang dulu? Sudah! Lebih baik Teater Angin dibubarkan!”
Ungkap Mey menimpali . Tidak kami sadari, alumnus memadati lapangan, begitu
pula warga Smansa yang bergerumun ingin menyaksikan pertarungan ini. Kami kelas
satu tentu kaget, dan histeris, melihat pertarungan sengit. Dan kata-kata Mey alumnus
itu melumpuhkan impian kami mengembangkan bakat didunia teater.
“Kalian
kelas satu cepat buat lingakaran! Pegang erat tangan teman kalian. Sekarang
kalian renungkan, teater yang baru. Karena Teater Angin sudah wafat!” Wungsu
kembali mengambil alih suasana. Kami bergegas membuat lingkaran dan memegang
erat tangan satu sama lain. Teman- teman kelas dua dan kelas tiga sudah bubar
dari bertarungan. Entah mereka kemana. Kami sangat khawatir. “Mengapa kalian
menangis, simpan air mata itu untuk membuat teater yang baru” . Tambah Wungsu.
Sontak tangis kami semakin menjadi. “Tutup mata kalian, dan ucapkan dengan keras
“Satu Lepas Semua Bubar” pegang erat tangan teman kalian, jangan sampai lepas!”
Imbuh Mey. Dengan nada lantang, kami berteriak satu lepas semua bubar. Dengan
nada keras, seolah kami ingin malam yang begitu jahanam ini hanyalah mimpi
buruk yang sebentar lagi usai. Air mata kami semakin deras. Genggaman kami
semakin erat. Malam mencakam.
Ditengah
hingar bingar suara keras kami, tiba- tiba suasana menjadi terkendali. Sepi,
sunyi. Telinga ku mendengar petikan gitar. Semakin lama, semakin mendekat, dan
semakin terdengar jelas. Yah, itu lagu Tentang Angin. Lagu itu adalah lagu yang
kami sering nyanyikan di Sekre. Mendengar lagu itu kami membuka mata, lalu
mencari sumber suara, yang tepat di belakang kami. Kelas dua, tiga, beserta
alumnus turut menyanyikan lagu itu. Prily, anggota Teater Angin kelas dua
membawa kue yang dipenuhi lilin berangka 46 sesuai dengan angkatan kami . “Ayo!
semua tiup lilinnya.” Kata Prily, kami meniup lilin, bersama dengan perasaan
haru, dan senang.
Ini
hanyalah sebuah skenario atau surprise
untuk anggota baru, sekaligus merayakan hari jadi Teater Angin ke-46. Sungguh,
pengalaman yang istimewa, kebersamaan kami anggota baru, diuji dalam acara
Malam Jahanam ini. Yah, inilah kebersamaan dan makan yang menjadi motto Teater
Angin. Lagu Tentang Angin tersebut sangat bermakna bagi kami anggota baru. Lagu
yang menutup Malam Jahanam dengan manis. Malam Jahanam yang khusus tertuju
untuk angkatan 46. Inilah yang menjadi cikal bakal kebersamaan kami. Kami menyebut
peristiwa ini “Lagu Jahanam untuk 46” Sesuai judul drama ku. Kelak kami kan
membawa nama Teater Angin agar tetap bisa mengharumkan nama Smansa diseluruh
jagat semesta .
Diwaktu tengah malam ketika angin
berhembus, pasti disanalah kita terlahirkan…
Resensi Drama
Sinopsis Drama Kereta Kencana (Les Chaises)
Karya Eugene Lonesco (terjemahan
W.S. Rendra)
Drama yang di terjemahkan oleh WS
Rendra ini tergolong absurd, mulai dari penerapan konsep yang realis dituntut
langsung dalam pementasannya. Drama ini menceritakan tentang dua orang tua
telah berusia dua abad menunggu sebuah kereta kencana. Kereta kencana dengan
sepuluh ekor kuda, satu warna. Lama ditunggu, kereta itu tal juga tiba.
Sementara suara- suara yang
mengatakan mereka akan segera dijemput terus saja berkumandang. Membuat mereka
merasa semakin dekat dengan kematian. Dua orang yang kesepian ini tidak
mempunyai anak, dua orang yang memiliki kejayaan masa lalu namun dimasa tuanya
hanya bisa berkhayal agar kematian yang segera menjemput mereka berdua dapat menjadi
suatu yang bermakna, namun tetap saja absurd.
Drama ini menjadi sangat menarik
dikarenakan penulisan yang mengambil latar belakang keadaan masa tua yang tidak kunjung habis. Selalu dilalui dengan monotone namun terlihat dimana penulis
menyampaikan isi yang sesungguhnya tetang kehidupan yang menjadi lebih terkesan
membosankan. Dua orang tua ini tidak terlihat mengeluh dalam menunggu kereta
yang tak kunjung menjemputnya. Hari – hari dilalui dengan duduk disebuah kursi
goyang. Si Nenek bercanda mesra dengan Kakek. Tak jarang mereka membahas
kembali masa lalu yang terlewat sudah. Kakek selalu bercumbu rayu, terkadang
merayu sedikit, dan selalau diakhiri dengan kebosanan. Bilamana sudah bosan,
mereka kembali bernostalgia, sesekali melihat kejendela, apakah sudah datang
kereta yang mereka tunggu. Dua orang tua itu tak beda halnya seperti bermain
main. Mereka saling membangun pendirian, menghibur masing-masing, bercanda
tertawa, bersenda guarau, sampai pertengkaran tak jarang menghiasi kesepian
mereka.
` Setelah berlalu, mereka hanyalah
terdiam terpaku menunggu. Kebosanan semakin menjadi, mereka kembali berfikir
tentang kehidupan kedepannya. Melihat jendela kembali, dan tak datang pula.
Percakapan yang hanya melibatkan dua orang ini sangat tidak membosankan,
diakarenakan bahasa dari drama ini sangatlah indah dan berbagi kiasan bahasa
yang bervariasi.
Puncak dari drama ini, tak kala
mereka benar – benar jenuh. Lalu saling mencerca satu sama lain. Pertengkaran
semakin menjadi. Ditengah suasana malam yang mencekam. Mereka saling
menyalahkan dan beradu argument, selalu terkekang dalam ruangan dan jendela
merepat mempercepat ataukah memperlambat waktu kematian mereka. Sungguh
kesepian dan kebosannan yang selalu mengiasi drama ini.
Pertengkaran berakhir ketika Kakek
mendapat serang jantung, lalu sekejap tergelatak di kursi goyangnya yang telah
tua seperti umurnya. Sontak Nenek sangat terpukul, lalu melakukan berbagai cara
agar Kakek dapat tersadar kembali. Nenek pun berdiaolog snediri, meminang dan
bernostalgia kisah cintanya dengan Kakek. Sesekali Nenek melihat jendela,
kereta kencana belum juga tiba.
Ditengah dialog Nenek, tiba – tiba
Kakek tersdar, dan kembali bercengkarama dengan Nenek, Kakek merayu mesra
Nenek, persis ketika Kakek melamar Nenek. Mereka kembali bercanda, bermimpi,
bernostalgia. Tak jarang Kakek menuturkan mimpinya ketika kedarannya tak
terkendali. Dia membayangkan sebuah kereta kenca menghampiri kediaman mereka
yang sederhana, hayalah kursi tua pemanis ruangan tersebut, perabotan rumah
yang lain sudah using, dan tak dapat dipergunakan lagi.
Bergitulah keseharian hidup meraka
yang sudah tua tanpa dibuahi seorang anak. Kesepian tiada tara menlanda
kehidupannya. Selalu kejadian tersebut diulang-ulang. Sampai pada akhrinya,
kerata yang mereka tunggu hanyalah sebuah ilusi yang tak pasti. Ilusi yang
hanya ada dalam imajinasi orang tua yang menunggu ajal. Ajal layaknya kereta
kencana yang emnjemput mereka menuju alam-Nya. Suasan haru, selalu menjadi
berbincangan dan mewarnai suasana drama ini.
Hikmah yang terkadung didalamnya
sungguhlah mendasar, mulai dengan sang Nenek yang setia kepada Kakek.
Begitupula Kakek selalu menghibur Nenek, dengan rayuannya. Semua berjalan
sesuai kehendak mereka dan terjadi begitu saja dengan kesetiaan, cinta kasih
sepasang manusia yang sama – sama menatap ajal. Namun kereta yang ditunggu tak
kunjung tiba, mereka kembali bercakap, sampai sang waktu merapuhkan jalan
mereka menuju yang Esa.
WM - Kesan Keindahan seni dalam LAUTAN 2011
Saat
ini,tidak sedikit pelajar menggemari dunia teater. Salah satunya Teater Angin SMAN 1
Denpasar yang merupakan salah satu Teater
SMA cukup aktif dalam kegiatan-kegitan
lomba,ataupun pementasan teater. Kali ini,anggota Teater Angin dalam rangka
menyambut HUT SMANSA Ke-51, mengadakan lomba tahunan (LAUTAN 2011) yang
melibatkan siswa SD,SMP,SMA serta umum. LAUTAN 2011 banyak mendapat
apresiasi,terbukti dengan banyaknya peserta yang mendaftarkan diri dalam lomba tahunan Teater
Angin diantaranya Lomba baca puisi tingkat SD,SMP,SMA . Lomba Cipta Puisi SMP,SMA.
Lomba Photography umum. Serta lomba utama dramatisasi puisi SMA se-Bali.
Tentunya
LAUTAN 2011 menjadi ajang mengembangkan bakat serta menambah kecintaan siswa
dalam dunia teater. “Kami mengambil tema Beautiful art impression yaitu kesan
keindahn seni. Dimana peserta bebas mengapresiasikan kesan keindahan dalam
seni. Baik dalam suatu protet kehidupan yang dibingkai dalam rangkaian kata, gerak,
maupun photo. Kami berharap,didakan lomba ini bisa menumbuhkan mintat para
siswa dalam berteater.” Tutur Cok Win Ketua Panitia LAUTAN 2011.
LAUTAN
2011 diselenggarakan pada tanggal 26 Juli-28 Juli bertempat di Gedung Wanita
Narigraha Renon Denpasar. Mulai dari Teater
Antariksa, Teater Solagracia, Teater Bhisma, Teater Jineng, Teras,La Jose, Teater
Limas, Teater Blabar, Teater Tiga, serta Teater Prapat turut berpartisipasi
dalam LAUTAN 2011. Pada malam puncak 28 Juli, adalah malam penganugrahaan yang
mengumumkan pemenang dari semua serangkaian lomba tahunan ini. “Kami sangat
bersyukur,karena kami bisa menunjukan kretivitas kami,serta latihan kurang
lebih 3 minggu terbayar sudah.” Ungkap Ratih ketua Teter Teras SMAN 1 KUTA,
yang berhasil menjadi pemenang Dramatisasi puisi. Disusul oleh Teater
Prapat,dan Teater Limas, serta Teater Blabar berhasil meraih supporter terbaik
LAUTAN 2011. “Terimaksih kepada semua pihak yang telah menyukseskan LAUTAN
2011, semoga kedepannya kita bersama dapat menggali bakat teater dalam diri
kita serta mempererat tali persaudaraan sesama pegiat teater SMA.” Jelas Jesica
wakil ketua 2 Teater Angin dalam sambutannya dimalam puncak LAUTAN 2011.
Wulan Dewi Saraswati
KTT ASEAN DARI POLITIK SAMPAI SENI
Para pemimpin negara yang hadir dalam jamuan makan malam
tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 ASEAN di Ballroom Bali Nusa
Dua Convention Centre (BNDCC) sangat menarik perhatian, terutama dari sisi
penggunaan baju batik sebagai dress code.
Meski tidak semua mengenakan batik, tetap saja status
sebagian besar pemimpin negara yang memakai ciri khas Indonesia tersebut akan
menaikkan nilai batik "KTT" itu sendiri. Apalagi, seorang Presiden
Amerika Serikat (AS) Barack Obama juga bersedia menerima "kewajiban"
untuk mengenakan batik dalam acara bertajuk "Voices of Peace" itu.
Tak pelak, nilai batik Indonesia dipastikan akan naik
drastis. Bukan hanya itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka
Pangestu optimistis batik corak "KTT" akan menjadi tren tersendiri.
Pada gelaran KTT ini, batik memang memiliki tempat
tersendiri di hati para tamu. Secara khusus, Pemerintah Indonesia menempatkan
satu ruang di ajang ASEAN Fair 2011, di Peninsula Island serta Hotel Westin,
sebagai lokasi untuk memamerkan pelbagai jenis kain dan corak batik Tanah Air.
Hal ini bertujuan untuk makin mengenalkan batik ke seluruh dunia dan, lebih
dari itu, diharapkan bisa terjadi transaksi perdagangan.
Hal tersebut sudah mencerminkan budaya dan nilai seni yang
terkandung dalam konfrensi ini. Terlihat bagaimana para petinggi negara yang
didasari ilmu politik ternyata dapat bersinggungan dengan seni. Terbukti dari
penggunaan Batik dalam konfrensi tinggi itu.
Selain
itu, adapula pelaksanaan festival yang menjajakan berbagai kreativitas serta
aktifitas ASEAN, yang menjadi sarana rekreasi kluarga.
Nusa
Dua ASEAN Fair menarik perhatian asing sedangkan jumlah pengunjungnya sudah
mencapai 40 ribu orang, kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka
Pangestu di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Mereka terdiri dari pengunjung dalam negeri dan luar negeri, sedangkan nilai transaksi yang diraup dari ajang bisnis itu sudah sebesar Rp300 juta.
Mari Elka menjelaskan, data itu berdasarkan catatan jumlah pengunjung sejak 1 November 2011 dengan kunjungan terbanyak pada akhir pekan saat pertunjukan musik dan seni digelar.
Selain itu, ASEAN Fair juga menarik minat sejumlah pihak dari luar negeri untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah produsen produk-produk lokal. "Saya berharap ASEAN Fair bisa digelar di tempat-tempat lain," kata Mari.
ASEAN Fair adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk menyemarakkan KTT ke-19 ASEAN. ASEAN Fair digelar di Peninsula Island dan Hotel Westin. Keduanya terletak di kawasan Nusa Dua, Bali
Mereka terdiri dari pengunjung dalam negeri dan luar negeri, sedangkan nilai transaksi yang diraup dari ajang bisnis itu sudah sebesar Rp300 juta.
Mari Elka menjelaskan, data itu berdasarkan catatan jumlah pengunjung sejak 1 November 2011 dengan kunjungan terbanyak pada akhir pekan saat pertunjukan musik dan seni digelar.
Selain itu, ASEAN Fair juga menarik minat sejumlah pihak dari luar negeri untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah produsen produk-produk lokal. "Saya berharap ASEAN Fair bisa digelar di tempat-tempat lain," kata Mari.
ASEAN Fair adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk menyemarakkan KTT ke-19 ASEAN. ASEAN Fair digelar di Peninsula Island dan Hotel Westin. Keduanya terletak di kawasan Nusa Dua, Bali
ASEAN,
lanjutnya, juga semakin diterima oleh masyarakat internasional. Hal ini
tercermin dari aksesi Brazil terhadap Traktat Persahabatan dan Kerjasama
(Treaty of Amity and Cooperation) yang ditandatangani sesaat sebelum Konferensi
Pers tersebut diselenggarakan.
Dalam tiga rangkaian pertemuan tingkat Menlu dua hari terakhir, Marty menjelaskan telah tercapai hasil-hasil yang positif. Ketiga pertemuan tersebut adalah Pertemuan Tingkat Menteri, Pertemuan Dewan Komunitas Polkam ASEAN dan Pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN.
Para Menlu menyepakati pembentukan Institut ASEAN untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi (ASEAN Institute for Peace and Reconciliation/AIPR), aksesi negara-negara pemilik senjata nuklir dalam Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ Commission), dan kemajuan pembahasan mengenai masalah Laut China Selatan.
Dalam tiga rangkaian pertemuan tingkat Menlu dua hari terakhir, Marty menjelaskan telah tercapai hasil-hasil yang positif. Ketiga pertemuan tersebut adalah Pertemuan Tingkat Menteri, Pertemuan Dewan Komunitas Polkam ASEAN dan Pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN.
Para Menlu menyepakati pembentukan Institut ASEAN untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi (ASEAN Institute for Peace and Reconciliation/AIPR), aksesi negara-negara pemilik senjata nuklir dalam Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ Commission), dan kemajuan pembahasan mengenai masalah Laut China Selatan.
Sejumlah rekomendasi telah disiapkan untuk disampaikan kepada para pemimpin ASEAN yang akan memulai pertemuan pada 17 November 2011. Masalah keketuaan Myanmar pada 2014 dan keinginan Timor Leste menjadi anggota ASEAN adalah beberapa topik yang telah dibahas dan akan diteruskan kepada para pemimpin ASEAN.
Mengenai Myanmar, para Menlu ASEAN menyambut baik perkembangan positif yang terjadi di negara tersebut sepanjang 2011. Momentum ini perlu terus dijaga dan ditingkatkan, sehingga akan membantu para kepala negara/pemerintahan dalam mengambil kepiutusan terkait keketuaan Myanmar tersebut.
Sementara mengenai keanggotaan Timor Leste, Marty menyatakan sambutan baik ASEAN atas keinginan tersebut. Dalam KTT nanti, para Menlu akan mengusulkan pembentukan Kelompok Kerja yang akan mempelajari keinginan itu sesuai kriteria dalam pasal 6 Piagam ASEAN.
KTT ASEAN kali ini memang harus
membuahkan sesuatu yang sangat dinangti rakyatnya tidak hanya menjadi momok
santapan lezat para wartawan mencerca pemerintah, dan tidak menjadi ajang
gengsi semata. Melainkan KTT ASEAN harus lebih dibuat secara berkualitas dalam
perdamaian yang dijungjung tinggi.
Terakait
keanggotaan baru, mungkin perlu pertimbangan khusus dalam mengambil sikap.
Tentunya organisasi yang berdiri sejak 8 Agustus 1967 ini, tidak dapat
mengambil keputusan sembarang. Namun demi kedamaian sesame Negara tetangga,
pastinya harus terlaksanakan dengan bijak.
Konflik
yang kini kian merambah ASEAN, mulai dari terror bom, korupsi, perebutan
wilayah, politik, ekonomi tentu selaluj mewarnai setiap perjalanan negara asia
timur ini. Namun, apakah kepercayaan masyarakat tetap berpegang teguh pada
setiap keputusan, kesepakatan yang diambil dari KTT ASEAN ini? hal tersebut
perlu ditinjau kembali . Latar belakang berdirinya organisasi ini tentunya
berawal dari deklarasi Bangkok sebagai berikut :
1. Mempercepat
pertumbuhan ekonomi kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia
Tenggara.
2. Meningkatkan
perdamaian dan stabilitas regional.
3. Meningkatka
kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi,
sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
4. Memelihara
kerjasama yang erat di tengah –tengah organisasi regional dan internasional
yang ada.
5. Meningkatkan
kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia
Tenggara.
Dari dekarasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa ASEAN haruslah berbedoman dan memegang tegguh visi, demi
kelangsungan hidup bersama.
Hasil kerja keras negara-negara
ASEAN (Association of South East Asia Nation) makin mengukuhkan kawasan Asia Tenggara yang
semakin aman, damai, stabil dan jauh dari konflik. ASEAN menjadi bagian dari
penyelesaian masalah. Menutup rangkaian pertemuan tingkat Mentri luar negeri
ASEAN sebagai persiapan KTT ASEAN ke-19 dan KTT terkait di Bali, Menlu RI Marty
M. Natalegawa menyatakan hal tersebut dalam Konferensi Pers. Di tengah-tengah
situasi yang sulit di dalam negeri sejumlah negara anggota, namun pada saat
yang bersamaan ASEAN mampu mencatat kemajuan.
Hal ini tentu
melegakan seluruh lapisan masyarakat yang berada dalam kawasan ASEAN. Belum
lagi para penanam modal yang menginvestasikan modalnya di wilayah ASEAN. Berita
baik ini sangat berampak positif. Hal ini dapat memper erat tali persaudaraan
antara sesama anggota ASEAN, bahkan dapat memajukan perekonomian masing-masing
Negara. Ditengah kesulitan ini, sangat diharapkan kebijakan langsung serta
ketegasan dari pemerintah pusat terkait penangan dalam pangan,sosial, ekonomi,
sosial,budaya.
ASEAN, lanjutnya, juga semakin
diterima oleh masyarakat internasional. Hal ini tercermin dari aksesi Brazil
terhadap Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation)
yang ditandatangani sesaat sebelum Konferensi Pers tersebut diselenggarakan.
Dalam tiga rangkaian pertemuan tingkat Menlu dua hari terakhir, Marty menjelaskan telah tercapai hasil-hasil yang positif. Ketiga pertemuan tersebut adalah Pertemuan Tingkat Menteri, Pertemuan Dewan Komunitas Polkam ASEAN dan Pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN.
Para Menlu menyepakati pembentukan Institut ASEAN untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi (ASEAN Institute for Peace and Reconciliation/AIPR), aksesi negara-negara pemilik senjata nuklir dalam Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ Commission), dan kemajuan pembahasan mengenai masalah Laut China Selatan.
Dalam tiga rangkaian pertemuan tingkat Menlu dua hari terakhir, Marty menjelaskan telah tercapai hasil-hasil yang positif. Ketiga pertemuan tersebut adalah Pertemuan Tingkat Menteri, Pertemuan Dewan Komunitas Polkam ASEAN dan Pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN.
Para Menlu menyepakati pembentukan Institut ASEAN untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi (ASEAN Institute for Peace and Reconciliation/AIPR), aksesi negara-negara pemilik senjata nuklir dalam Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ Commission), dan kemajuan pembahasan mengenai masalah Laut China Selatan.
Tentunya
selain aman, diharapkan kedepannya ASEAN menjadi negara yang berkepribadian
politik secara aman, sehingga mampu menumbuhkan aspek seni dalam berpolitik
sosial maupun budaya.
KOMPAS MUDA - LAUTAN 2011: Mengenal Lebih Dekat Teater
Dari
Dramatisasi Puisi sampai Ajang Magang di Sekolah.
Kata “teater”
pasti sudah tak asing lagi di telinga MuDAers. Tapi apakah kalian sudah akrab
dengan dunia teater itu sendiri? Dunia teater tidak sesempit yang kalian
bayangkan, lho. Sekolah kami, SMA Negeri 1 Denpasar membuktikan hal tersebut
melalui LAUTAN 2011.
LAUTAN (Lomba Tahunan Teater Angin) 2011 merupakan
ajang tahunan dari salah satu ekstrakurikuler besar yang ada di sekolah kami,
yaitu Teater Angin. Teater yang berdiri sejak tahun 1963 ini aktif mengikuti
lomba mulai dari tingkat daerah sampai ke tingkat nasional. Namun, dewasa ini
masih sedikit pihak yang menyelenggarakan lomba teater. Melihat sedikitknya
wadah untuk menyalurkan minat dan bakat dalam teater, kami dari Teater Angin
berinisiatif untuk mengadakan LAUTAN yang bertujuan untuk menggali kreativitas
serta semangat pelajar SD, SMP, dan SMA dalam dunia teater ini.
Rabu (26/7) sampai Jumat (28/7) 2011 bertempat di
gedung Wanita Nari Graha, Renon, Denpasar, Bali, LAUTAN 2011 berlangsung. Antusiasisme
pegiat sastra dikalangan pelajar ternyata cukup tinggi, terlihat dari banyaknya
peserta yang berpatisipasi. Mulai dari lomba baca puisi tingkat SD, SMP, dan
SMA, lomba cipta puisi tingkat SMP, dan SMA, lomba fotografi untuk umum, serta dramatisasi
puisi sebagai lomba utama. Tentunya, MuDAers tahu dong yang namanya baca puisi,
cipta puisi, dan fotografi, tapi apa semua orang tau apa itu dramatisasi puisi?
Cabang lomba yang menjadi lomba utama dalam LAUTAN 2011 ini memiliki pengertian
pembawaan atau pembacaan puisi atau prosa secara drama. Drama yang biasanya
dibawakan dengan berdialog menjadi unik karena setiap pemeran harus berbalas
puisi. Jadi peserta mendapat tantangan menghafalkan lebih dari satu puisi untuk
berdialog.
Dramatisasi puisi sangat berguna untuk menggali
kreatifitas remaja dalam berteater, mengembangkan bakat, serta yang tak kalah
pentingnya memupuk kebersamaan didalam kinerja tim. Pasalnya, pegelaran dramatisasi ini memerlukan anggota
yang tidak sedikit dan kekompakan yang cukup tinggi.
Pendaftaran
yang dibuka sejak tanggal 18 Juni 2011 hingga 14 Juli 2011 menghasilkan 8
teater dari sebagian besar teater SMA yang ada di Bali untuk ikut serta. Mulai
dari teater Solagracia (SMA N 1 Negara). Teater Bisma(SMA N 1 Kuta Selatan) ,
Teater Jineng (SMA N 1 Tabanan), Teras (SMA N 1 Kuta), Teater La Jose (SMAK
Santo Yoseph), Teater Limas (SMA N 5
Denpasar), Teater Blabar (SMA N 4 Denpasar), dan Teater Prapat (SMA N 2 Kuta).
Lomba yang berlangsung pada tanggal 28 Juli ini berlangsung dengan baik, dengan
harga tiket masuk penonton sebesar Rp5.000,00. Pementasan yang berlangsung dari pukul 19.30 hingga pukul
23.00 WITA ini menghasilkan 3 pemenang utama, yaitu juara I diduduki oleh
Teater Teras, juara II oleh Teater Prapat, dan Juara III oleh Teater Limas,
serta Teater Blabar yang berhasil meraih penghargaan sebagai supporter terbaik.
Lomba lainnya adalah cipta puisi, baca puisi, dan
lomba fotografi. Lomba cipta puisi yang diselenggarakan untuk anak SMP dan SMA
yang mencapai 30 peserta dari sekolah se-Bali. Sedangkan untuk baca puisi
kategori SD diperoleh peserta sebanyak 18 orang, kategori SMP sebanyak 32
orang, dan kategori SMA sebanyak 15 orang. Untuk cabang fotografi dicari 10
nominasi terbaik dari setiap foto. Di akhir acara, didapatlah pemenang dari
masing-masing cabang lomba.
Lomba baca puisi untuk kategori SD diraih oleh Ida
Bagus Gede Wiraputra (SD Fajar Harapan) sebagai juara I, ID AM Surya Chintya
(SD SAraswati I) sebagai juara II, dan juara III oleh Ni Putu Eka Wahyuni (SD
Saraswati I). Kategori SMP, juara I diraih oleh Ida Bagus Oka Putranata (SMP N
2 Denpasar), juara II oleh Jessie Angelica S (SMP N 1 Denpasar), dan juara III
oleh Amanda Ria Aprianti (SMP N 5 Denpasar). Untuki kategori baca puisi SMA, didapat
juara I Oka Wardika (SMA N 5 Denpasar), juara II oleh Gandhi (SMA N 3
Denpasar), dan Dian Permatasari (SMA N 7 Denpasar) sebagai juara III. Cabang
lomba cipta puisi , pada akhir acara, setelah diseleksi oleh juri didapatkan
satu karya terbaik kategori SMP dan SMA. Dari SMP diraih oleh Amanda Sapta Putri,
dan SMA diraih oleh Diah Nareswari. Cabang lomba fotografi telah mendapatkan 10
nominasi terbaik yang sebelumnya telah dipajang pada pameran foto.
Masing-masing pemenang lomba yang telah berpatisipasi,
mendapatkan piala, piagam, uang tunai, dan hadiah sponsor. LAUTAN 2011 yang
diselenggarakan oleh Teater Angin SMA N 1 Denpasar bukan hanya sebagai wadah
untuk menyalurkan minat dan bakat siswa SD, SMP, dan SMA dalam dunia teater,
tapi juga dapat meningkatkan kerjasama dan kebersamaan kami dalam Teater Angin
serta belajar berorganisasi. LAUTAN juga merupakan motivasi bagi kami untuk
terus mengangkat nama Teater Angin pada masyarakat luas.
Ajang magang…
Selain
bermanfaat bagi peserta lomba, LAUTAN 2011 ini juga bermanfaat bagi warga SMA
Negeri 1 Denpasar sendiri, khususnya bagi ekstrakulikulernya. LAUTAN merupakan
salah satu ajang tahunan yang menjadi ‘tempat magang’ para anggota
ekstrakulikuler.
Ada tantangan tersendiri menjadi
anggota teater sekolah. Tidak hanya kita diberi wadah mengembangkan bakat, tapi
lebih menitikberatkan pada kinerja tim. Kekompakan dan kerjasama sangat
diperlukan untuk membuat acara ini sukses. “Dari kegiatan ini kami banyak
mendapatkan pengalaman baru dibidang organisasi, dan social network . Mulai dari pembagian struktur kepengurusan, pembuatan
proposal, merancang konsep acara, sampai penggalian dana. Kami juga harus
membina jaringan sosial antara teater-teater Se-Bali, serta ekstrakulikulier di
SMA N 1 Denpasar yang turut membantu acara ini. “ Ungkap Cok Win ketua panitia
LAUTAN 2011 .
Tentu saja ajang LAUTAN 2011 tidak
hanya bertumpu pada pengembangan bakat ataupun kejuaraan, selebihnya adalah
ajang magang ekstrakulikuler besar di SMA N 1 Denpasar. Mulai dari ekskul SEC
(Smansa Electro Crew), SYRC (Smansa Youth Red Cross) serta masih banyak lagi.
Ekstrakulikuler SEC yang berkutat dengan listrik serta electronik sangat
membantu kegiatan ini, mereka pula dapat mengaplikasikan teori yang mereka
dapatkan. Seperti halnya memasang lampu pementasan dan sound system . SYRC atau lebih akrab disapa PMR (Palang Merah
Remaja) juga ambil alih dibidang kesehatan, semisal panitia atau peserta ada
yang tidak enak badan bisa langsung ke stand PMR, mereka akan siaga dan
menolong dengan ikhlas. Serta masih banyak lagi ekstrakulikuler yang turut
mendukung LAUTAN 2011. Ajang magang ini tentunya dimanfaatkan dengan baik oleh
mereka, selain menjadi pengalaman berharga saat SMA, kegiatan ini juga menjadi
pengalaman awal sebelum magang di dunia kerja nanti. Semoga dengan kegiatan
seperti ini kami dapat membuat teater lebih dikenal di mata masyarakat dan
menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk mengadakan ajang tahunan yang tidak
kalah serunya.
KATA MEREKA
Drs.
I Gede Sugita,M.Pd
(Wakasek
Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Denpasar)
Kepanitiaannya bagus sekali, khususnya dalam koordinasi antar
panitia dengan Wakasek Sarana dan Prasarana, Baik dalam hal dispensasi maupun
laporan peminjaman tempat dan sarana yang dibutuhkan. LAUTAN membuat siswa tidak
hanya unggul dalam bidang akademik juga unggul dalam bidang non akademik sesuai
dengan visi SMA Negeri 1 Denpasar.
Dra.
Elly Susiana (Pembina Teater Angin)
Kualitas
LAUTAN 2011 bagus terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta. Jenis
kegiatannya juga bertambah dengan adanya dramatisasi puisi, namun kalau boleh
ditambahkan satu lomba lagi yaitu bercerita. Karena secara tidak langsung
LAUTAN menjadi ajang pembinaan serta pelatihan bagi peserta yang akan mengikuti
lomba di tingkat yang lebih tinggi khususnya dalam bidang bercerita bagi siswa
SD.
Anggota
Teater Angin
Kepanitiaannya sukses,
secara tidak langsung menyatukan tali persaudaraan antar anggota Teater Angin
dan menjadi ajang magang ekstrakulikuler lainnya. Anggota Teater Angin juga
menjadi lebih kompak, akrab, serta mandiri. Jadi LAUTAN harus rutin diadakan
setiap tahun.
Angga
Satria Graha (Sie keamanan dari Smansa Electro Crew)
LAUTAN menjadi ajang apresiasi bakat seni pesertanya, hal ini
terlihat dari antusiasme para peserta saat berlomba. Sebagai anggota SEC, saya
senang bisa membantu Teater Angin dalam segi keamanan dan tentunya menjadi
lebih akrab dengan anggota Teater Angin serta anggota ekstra lain yang ikut
terlibat dalam kegiatan ini.
Kumala
Ratih (Teater Teras)
Kami sangat bersyukur,karena kami
bisa menunjukan kreativitas kami,serta latihan kurang lebih 3 minggu terbayar
sudah dengan berhasil menjadi Juara 1
lomba dramatisasi puisi.
TIM PENULIS : AYU PUSPA SARI,
WIRMAYANI, PURBADIANTHI, WULAN DS.
Langganan:
Postingan (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(15)
-
▼
Desember
(10)
- seuntai kata untuk Ibu
- cerpen - Sebuah Lagu Jahanam untuk 46
- Resensi Drama
- WM - Kesan Keindahan seni dalam LAUTAN 2011
- KTT ASEAN DARI POLITIK SAMPAI SENI
- KOMPAS MUDA - LAUTAN 2011: Mengenal Lebih Dekat Te...
- JAJANG C. NOER : IKHLAS DAN CINTA KASIH
- WM 13 Desember 2011
- resensi buku - Andrea Hirata
- Tergeletak Jalan-Nya : untuk sahabat ku Wirmayani
-
▼
Desember
(10)