Cahaya pagi, sejukan harapan kebersamaan yang beranaung di
tiang-tiang mimpi
Berpeluh kesah, menimba tanpa tanda
Aku bagaikan segelintir jiwa yang merenung di pendakian hati
Aku masih ingin menyapa malam
Ketika hujan menghentam gemuruh
Aku tersadar, entah sampai kapan aku begini
Menunggu sinar yang luput kabut
Antara bangku dan bangku serta antara dia – dirinya
Sampai akhirnya mata ku lelah, hati mati
Jogja, 11 Januari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar