Kilat petir, meneteskan
air mata
Bersedu sedih dalam dilema
membara
Lalu jatuh tersiksa
Ibaratkan lah –bunga ilalang- dia
Ikuti arah angin dan suara
Musimkah ini atau bila
mana kau tersenyum akan tergores pisaunya ?
Terkapar
diranjang perjam, dibawah kelambu kusam
Melipat diri di ujung kabang debu
Wahai gadis, angakat martabatmu
Julurkan langkah, sabung hidup
Tiada guna diam
Emansipasi terus
mengalir di darahmu
Hilang nikmat, dalam
waktu
Jauhkan nafsu
diselangkangannya
Lalu basuh muka, angkat
kepala lihat kedepan
Bumi tak seburuk
permainan ranjang mu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar