Malam itu tak tentu tertuju
Waktu hanya punya yang Esa
Bolehlah coret kertas ungkap semua pedih mu
Ketika ajal menganga tanpa tau
Setiba itulah Ia memanggil
Biarkan
abu menyertak hati, tebarkan doa puja hingga surga
Tatap
pemandangan indah akan keabadian hanya-Nya
Jangan
bungkam , tangis tanpa guna
Tapaki
hidup baru..
Keiklasan
menggenggam nasib suratan Tuhan…
“Selamat Jalan,
Ayahanda”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar