Judul Buku :
Padang Bulan – Cinta di Dalam Gelas
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Jumlah Halaman : 524 Halaman
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Jumlah Halaman : 524 Halaman
Sebuah novel dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata merupakan novel yang dapat
menggugah selera pembaca dalam menelisik setiap arti cerita ataupun gaya bahasa
yang dipergunakan. Seperti novel – novel sebelumnya, dwilogi ini masih kental
dengan adat Belitong serta sepak
terjang Maryamah digambarkan dengan jelas bukan hanya sekilas seperti dalam
Maryamah Karpov . Jika dibandingkan dengan tetralogi sebelumnya, dwilogi ini
terasa lebih lentur dalam menginterpretasikan. Andrea membebaskan dirinya untuk
bermain-main dengan bahasa yang lebih berani.
Novel
ini mengishkan cinta Ikal dan Aling (tokoh pada trilogi Lakar pelangi). Namun
diawali dengan memperkenalkan sosok Enong (nama panggilam Maryamah, panggilan.
Siswa kelas enam SD dan selalu menjadi juara kelas sejak kelas satu. Pelajaran favoritnya
adalah bahasa Inggris. Perjalanan Enong) berawal dari keterbatasannya
perekonomian serta kejamnya kehidupan. Zamzami (Ayah Maryamah) berusaha yang
terbaik untuk pendidikan sang anak. Sampai halnya Zamzami dapat membelikan
Enong sebuah Kamus Bahasa Inggris bekas .
Keterpurukan
Enong bermula saat Zamzami meninggal dunia. Namun Enong bersama Syalimah (Ibu
Enong) harus teteap hidup demi adik-adiknya serta masa depannya. Dengan
bermodalkan tekad ingin menguasai Bahasa Inggris, Enong mencari uang untuk
biaya kursus, ataupun sekolahnya. Usaha Enong sangat terlihat jelas pada mozaik
32 . Enong mencoba menulis puisi berbahasa inggris yang ia terjemahkan dari
puisi Ikal . Tidak siasia puisi ini ,mendapat nilai Excellent. Puisi yang berjudul Moon
Over My Obscure Little Town (Bulan di atas Kota Kecilku yang Ditinggalkan
Zaman), merupakan percikan dari perjalanan kisah cinta Ikal dan Aling. Enong
beteman baik dengan Ikal pertemuan mereka berawal di sebuah kantor pos. Enong
tak jarang membantu Ikal dalam mengatasi kisah cintanya. Tokoh Detektif M. Nur
yang terobsesi dengan rahasia, spionase, mengintai, menyamar, menyelinap, dan
mengendap-endap. Sakit gila nomor 31 dan memiliki burung peliharaan bernama
Jose Rizal ini, turut menjadi bagaian dari perjalanan Ikal dan Enong. Ikal
sangat mencintai Aling cintanya membawa dalam kegilaan dan kesengsaraan yang
tak terbayangkan. Demi meraih (kembali) cinta A Ling, segala upaya dilakukan,
tak memperdulikan bahaya hingga menyakiti diri sendiri atau orang lain, menjadi
bagaian unik dalam novel ini.
Dwilogi
ini masih mengusung tema pergulatan seseorang yang tidak kenal menyerah dalam
mengatasi kesulitan hidup. Dia yang sudah miskin secara struktural menjadi
lebih terhimpit lagi ketika nasib tidak berpihak kepada dirinya. Ketika
sandaran hidup mereka justru menginggalkan mereka maka dialah yang harus
berjuang untuk melepaskan atau menahan himpitan kemiskinan tersebut.
Hebatnya
diantara pergulatan melawan himpitan kemiskinan tersebut dia masih memiliki
resolusi hidup atau semacam life list (hal-hal penting yang ingin mereka
capai dalam hidup) yang justeru melampaui status/kondisi sosialnya. Bayangkan
seorang penambang timah tradisional memiliki keinginan dan kegigihan yang
tinggi untuk belajar Bahasa Inggris. Meskipun untuk itu dia harus menempuh
jarak sejauh 100 km di akhir pekan ke tempat kursus.
Bagi
mereka yang belum pernah membaca Laskar Pelangi beberapa bab/mosaik akan terasa
membingungkan karena dia memakai alur balik. Beberapa bab/mosaik itu
menceritakan saat-saat Ikal masih bersekolah di Sekolah Dasar.
Novel
yang hendak memotret kehidupan orang Melayu (Belitong). Hal itu tergambar
secara sempurna dalam novel kedua Cinta di Dalam Gelas. Orang Melayu yang
memiliki budaya lisan sangat tinggi menemukan tempat yang pas untuk “melestarikan”
budaya tersebut di warung kopi. Lihatlah bagaimana penasarannya seorang isteri
tentang rasa kopi dari warung kopi yang katanya lebih enak dari kopi
buatannya. Kemudian diam-diam dia membeli kopi dari warung kopi dan
membawanya pulang dengan harapan suaminya tidak ngopi di warung. Tapi apa kata
suaminya, kopi tersebut tidak seenak kopi buatan warung kopi.
Di
novel kedua inilah Maryamah mendapatkan nama belakang Karpov karena memakai
metode pertahanan permainan catur ala Anatoly Karpov. Maryamah memakai
permainan catur sebagai medium perlawanan terhadap hegemoni atau
kesewenang-wenangan beberapa orang (lelaki) terhadap dirinya di masa
lalu. Kesewenang-wenangan yang mengakibatkan trauma berkepanjangan dalam
hidupnya. Dengan kemenangan dari permainan catur itulah Maryamah mengusir
trauma yang menghantui hidupnya sekian lama.
Jika ditelaah novel-novel karya
Andrea Hirata ini banyak memuat tentang makna kehidupan yang bercorak
cinta,perjuangan,keikhlasan,kesederhanaan,budaya serta sosialitas. Dalam
dwilogi ini tak jarang setiap bab/mozaik mempunyai makna dalam setiap susunan
bahasanya. Semua lapisan masyarakat dapat membaca novel ini . Karena pantas
dijadikan acuan membuka tabir sastra yang dapat memotivasi diri.
”Kopi,
sebuah kisah di dalam gelas” Cinta di Dalam Gelas
”Sacrifice,
honesty, and freedom” Padang Bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar